Do'aku ....

Allahumma-rzuqni hubbaka wa hubba man yanfa'uni hubbuhu 'indaka. Allahumma ma razaqtani mimma uhibbu faj'alhu quwwatan li fima tuhibbu. Allahumma wa ma zawaita'anni mimma uhibbu faj'alhu faraghan li fimatuhibbu
Ya Allah, berilah aku rezeki cintaMu dan cinta orang yang bermanfaat buatku, cintanya di sisiMu.Ya Allah, segala yang Engkau rezekikan untukku di antara yang aku cintai, jadikanlah itu sebagai kekuatanku untuk mendapatkan yang Engkau cintai. Ya Allah, apa yang Engkau singkirkan di antara sesuatu yang aku cintai, jadikan itu kebebasan untukku dalam segala hal yang Engkau cintai. (HR. al Tarmidzi)

Tuesday, February 27, 2007

Ketika Urat itu Ditarik

Minggu, 25 Februari 2007

"Waduuhh... udah jam 5 kurang 1/4!! Mesti buru-buru mandi deh..."
Bergegaslah aku ke kamar mandi, ambil wudhu, shalat subuh. Setelah shalat subuh, berpikir bimbang, "ngaji dulu sempet ga ya..?hmm... 2 lembar aja deh..".

Selesai mengaji, langsung keluar kamar sambil membawa pakaian untuk disetrika.
"Wuihhh... udah jam 5.20! Cepet banget sihh... Ga keburu deh janjian jam 6 kurang 1/4. Hmmm..."

Selesai menyetrika, langsung bergegas mandi. Waktu semakin bergerak cepat rasanya. Setelah mandi langsung segera bergegas berpakaian, pasang jilbab. Jilbabnya mesti digelar di tempat tidur dulu supaya rapi dan pas kiri kanannya. Tapi tempat tidurnya masih berantakan. "Hmmm... mau ga mau rapiin dulu tempat tidurnya deh.. Klo ga ntar ada yg nyapnyap deh liat brantakan ginih.."

Segeralah aku ambil sapu lidi untuk membersihkan ranjang. Dengan penuh semangat aku susun bantal-bantal yang berantakan, aku hentakkan sapu lidi untuk mengusir debu dan merapikan seprei yang tidak teratur, aku ambil bedcover yang berantakan. Aku bersiap memasang bedcover untuk menutupi ranjang.

"Oouww.... duuhhh... koq uratnya ketarik gini sihhh.. Astaghfirullah.." Aku mencoba duduk di tepi ranjang, sembari meluruskan kaki kiriku yang uratnya (apa ototnya kali yaa..) serasa ditarik. "Uuuhh... tenang Na... rileks...hmmmm..."

Setelah tenang sejenak, sakitnya mulai menghilang (ga dirasa yang bener sih..). Aku kembali menyelesaikan membereskan tempat tidur, menyusun jilbab dan segera memasang jilbab. Jam sudah menunjukkan jam 6.10. "Wah... Wati pasti sudah menunggu di Buana". Benar saja... baru saja aku memasang jilbab hpku berdering.
"Assalamu 'alaikum... Ayoo.. berangkat.." suara di ujung sana.
"Sebentar yaa.. Aku baru aja pake jilbab" jawabku.
"Aku tunggu di Buana ya?" tanyanya.
"Ok, deh..!"

Setelah siap, segera aku bergegas berjalan menuju Buana. Saat berjalan, masih terasa kakiku yang sakit setiap kali melangkahkan kaki sebelah kiri. "Naek bajaj aja deh kalo gini mah..."pikirku.

"Assalamu 'alaikum wr wb" sapaku sambil mengulurkan tanganku untuk bersalaman.
"Wa'alaikum salam wr wb" jawabnya.
"Kita naik bajaj aja ya.."
"Ga jalan aja mba..?"
"Kakiku sakit niy... tadi ketarik uratnya pas beres2, jadi agak2 sakit deh kalo jalan"
"Oh ya udah klo gitu.."

Kemudian waktu berlalu, acara rutin mingguku akhirnya selesai. Aku dan temanku langsung menuju CitraLand untuk windowshopping di toko buku (persiapan cari buku bagus buat nanti dibeli pas acara pameran buku. niat banget ya... hehehe).

Hari masih terlalu pagi untuk berada di sebuah mal, jam 9.50 (rajin banget yaa..hehehe). Akhirnya mengitari mal dari mulai lantai 1 sampai lantai 4, beberapa toko masih bersiap-siap. Selama proses berputar, ada aja deh yang dibeli. Tali gantungan HP warna biru, glow in the dark bentuk lumba-lumba (ada-ada aja deh... pasti bikin ngiri Bella deh..), dan stiker lumba-lumba warna biru (jarang-jarang nemu deh...lucunya...). Setelah puas, barulah menuju toko buku Gunung Agung. Masing-masing langsung asyik mencari buku yang menarik. Sedang asyik-asyiknya melihat buku bertema kematian dan hari kiamat, tiba-tiba saja seseorang menyapa.

"Kak, lagi liat buku apa?Bagus ga?". Aku berbalik dan tersenyum, ternyata Devi temanku.
"Lagi liat buku ini niy..." jawabku sambil memperlihatkan buku Manajemen Kematian.
"Ihh.. Kaka. Serem amat bukunya"
"Yee... Mesti beli buku kayak gini loh... Kalo jodoh kita ga tau dapatnya di dunia atau di akhirat. Tapi kalo mati, pasti dapat kan?!" jawabku sambil membalik-balik halaman buku.
"Iya sih... tapi aku koq jadi merinding sih Ka? Bagus ga kak?"
"Belum tau Dev, masih liat-liat niy.."

Kemudian Devi berlalu mencari buku di rak lainnya. Aku masih asyik melihat-lihat tiap buku yang ada di rak itu. Tak lama, Devi kembali. Kali ini bersama temannya. Akhirnya setelah meminta pendapat temannya, Devi malah langsung memutuskan membeli buku yang tadi aku baca sekilas. Sementara aku hanya mencatat judul bukunya (lumayan kalo di pameran dapat diskon 10-20% kan... hehehe).

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12.30. Akhirnya kami bergegas menuju musholla untuk shalat dzuhur. Setelah itu, kami berpisah dengan Devi dan temannya, dan melanjutkan windowshopping kami.

Tidak terasa sudah jam 4 sore. Kami bergegas pulang sambil membawa hasil belanjaan kami. Walaupun niatnya cuma lihat-lihat, selagi ada diskon besar di Matahari Dept. Store, tergoda juga kami untuk berbelanja. Aku membeli kaos, rompi, dan celana selutut Desy Duck untuk hadiah ulang tahun Mutia keponakanku tanggal 6 Maret nanti (lumayan, beli 2 barang, bayar harga 1 barang yang termahal). Yanti berhasil mendapatkan 2 buah kaos lengan panjang. Puas sudah...

Jam 17.00 aku tiba di rumah, istirahat, mandi, ngobrol-ngobrol bersama keluarga. Tidak berapa lama dari saat aku tiba, kaki kiriku mulai terasa sakit. Semakin lama semakin sulit untuk diluruskan, sampai aku harus berjalan terpincang-pincang. Karena tidak tahan, akhirnya aku hubungi temanku yang neneknya biasa memijat dan mengurut.

Jam 20.00 malam, Mak baru tiba. Akhirnya, datang juga setelah menunggu sekian lama. Segera saja aku ajak Mak ke kamar untuk segera mengurut kaki dan seluruh tubuh.

Sembari mengurut, Mak menanyakan sebab kakiku sakit. Saat kuceritakan karena uratnya tertarik, Mak memberikan komentarnya, "Baru aja urat kecil yang ditarik ya Neng.. Coba kalo urat besar yang ditarik, gimana rasanya..." Aku sempat tersentak kaget (bener juga ya... Masya Allah...)

Kemudian Mak bercerita pengalamannya saat bersama rombongan pengajiannya dalam perjalanan dari Garut. Beliau mengalami kecelakaan di Nagrek yang terkenal mempunyai tikungan tajam dan menanjak. Setelah aku ingat, ternyata kejadian kecelakaan itu pernah diliput di berita TV. Tabrakan terjadi antara bis rombongan ibu-ibu pengajian dan bis angkutan umum dari Bandung. Subhanallah... Mak lolos dari maut dan tidak terluka sedikitpun bersama 4 orang lainnya. Sementara yang lain luka ringan dan parah. Mak bercerita bahwa saat tabrakan itu, Mak hanya mengingat Allah, berdzikir dengan Asmaul Husna. Subhanallah...

Banyak lagi kata-kata Mak yang benar-benar menyentuhku. Di usianya yang renta beliau begitu sabar dan tabah meski bebannya begitu berat. Keyakinannya pada Allah begitu besar. Banyak sekali yang bisa diambil sebagai pelajaran. Subhanallah... di balik musibah selalu ada hikmahnya. Meski sakit, Allah memberikan pelajaran berharga buatku. Alhamdulillah...

Angin

Jum'at, 23 Februari 2007, 22:03

Angin...
Bisikkanlah suara hati ini yang merinduinya
Sampaikanlah gelombang cinta untuknya
Agar dia merasakan riak-riak kasih yang mulai menyesakkan ini


Angin...
Ungkapan jujur ini takkan mudah
Bibir ini terlalu kelu
Detak jantung ini terus berlomba
Lalu bagaimanakah aku bisa mencurahkan rasa ini padanya?


Angin...
Tahukah dia gerangan perindunya?
Akankah dia peduli separuh jiwa ini yang menunggu uluran kasihnya?



Minggu, 25 Februari 2007, 18:10
Begitu indah kata-kata yang dirangkai. Bolehkah ku tahu siapa dan dimanakah dikau berada?



Minggu, 25 Februari 2007, 19:46
Aku adalah angin yang mengalirkan gema cinta seorang gadis pengagummu
Aku rela menjadi serpihan debu untuknya agar kau tahu besarnya kekagumannya padamu

Thursday, February 22, 2007

Tahukah Kamu ???


Tahukah kamu?
Setiap saat mentari terbit
Desir hatinya mengharapmu
Meski Matanya takkan sanggup menatapmu


Tahukah kamu?
Setiap saat langkahnya berayun
Matanya mencari kelebatan sosokmu
Angannya melayang mereka kata 'tuk sekedar menyapamu


Tahukah kamu?
Dalam sujud panjangnya untaian doanya tercurah
Mengharap dirimu menjadi imam impiannya
Berharap dirinya menjadi pencerah hidupmu

Coretanku untuk seorang Pria Impian Sahabat tercintaku


Ukhti... memendam rasa cinta memang menyiksa hati. Tetaplah yakin kepada Allahu Rabbi bahwa Dialah yang Maha Mengetahui segala yang terbaik untuk hamba-hambaNya. Jika dia sholeh dan baik untukmu, aku hanya bisa mendoakan semoga dia segera sadar akan kebaikan yang melekat padamu seperti aku yang merasakan kenyamanan berbagi segala keceriaan dan kekalutan kehidupan bersamamu, lalu memalingkan wajahnya padamu, bersiap membawamu menjadi wanita sholeha penghias hidupnya dengan jalan yang diridhai Sang Pemilik Cinta, dan mewujudkan keluarga samara impianmu. Allahumma aamiinn... Jikapun dia bukan yang terbaik, tetaplah beristiqomah di jalanNya.